Kemukjizatan
A.
Pengertian
mukjizat
Kata mukjizat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
kejadian ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan manusia. Pengertian ini
tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam agama islam.
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa arab “a’jaza” yang berarti
melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Sedangkan mukjizat menurut pakar agama
islam adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang
yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang
ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu
melayani tantangan itu.(1)
B.
Unsur-unsur
yang menyertai mukjizat
1.
Hal
atau peristiwa yang luar biasa.
2.
Terjadi
atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku nabi.
3.
Mengandung
tantangan terhadap yang meragukan kenabian
4.
Tantangan
tersebut tidak mampu dilayani atau gagal dilayani
C.
Tujuan
dan fungsi mukjizat
Mukjizat
berfungsi sebagai bukti lebenaran para nabi. Keluarbiasaan yang tampak atau
terjadi melalui mereka itu diibaratkan sebagai ucapan Tuhan: “apa yang
dinyatakan sang Nabi adalah benar. Dia adalah utusan-ku, dn buktinya adalah Aku
melakukan mukjizat itu. Mukjizat ditampilkan oleh Tuhan melalui hamba-hamba
pilihan-Nya untuk membuktikan kebenaran ajaran Ilahi yang dibawa oleh
masing-masing nabi. Jika demikian halnya, maka yang paling tidak mengandung dua
konsekuensi.
Pertama, bagi yang telah percaya kepada Nabi, maka ia tidak lagi
membutuhkan mukjizat. Ia tidak lagi ditantang untuk melakukan hal yang sama.
Mukjizat dilihat atau dialaminya hanya berfungsi memperkuat keimanan, serta
menambah keyakinannya akan kekuasaan Allah Swt.
Kedua, para nabi sejak adam a.s hingga Isa a.s diutus untuk suatu kurun
tertentu. Tantangan yang mereka kemukakan sebagai mukjizat pasti tidak dapat
dilakukan umatnya.
D.
Macam-macam
Mukjizat
Secara garis besar mukjizat dibagi
menjadi dua bagian pokok, yaitu mukjizat yang bersifat material indrawi, lagi
tidak kenal, dan mukjizat immaterial yang logis, lagi dapat dibuktikan
sepanjang massa.mukjizat Nabi-nabi terdahulu kesemuanya merupakan jenis
pertama. Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluarbiasaan
tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat indra oleh masyarakat
tempat nabi tersebut menyampaikan risalahnya.
referensi: M quraish Shihab, mukjizat Al Qur'an, bandung, 1998, mizan hal.23
(1)
M.Quraish Shihab, Mukjizat Al qur’an, (Bandung,Mizan, 1998), Hal. 23